Demi Menjangkau Lahan Dakwah Lebih Luas, SMUSIM Adakan Seminar Bertemakan "Sosial Media Sebagai Sarana Dakwah bil Kitabah"

 santrismusim.blogspot.com-Tasikmalaya, santri SMA Plus Mu'allimin kembali adakan seminar demi memerangi sisi negatif perkembangan zaman. Seminar jurnalistik kali ini menuntun santri untuk bisa berdakwah bil kitabah melalui sosial media.

gambar 1 : Mustami'

Seminar yang dilaksanakan ba'da isya tersebut, diisi oleh Ust. Fajar Shidiq yang merupakan seorang reporter majalah "Ar-Risalah".

Meski dilaksanakan pada malam hari, tak membuat pudar semangat para santri untuk mengikuti seminar ini.



"Dakwah bil kitabah lewat media cetak kini sudah dianggap kuno. Orang-orang dari segala kalangan usia telah beranjak dari buku menuju sosial media. Maka demi menjangkau lahan penyebaran dakwah yang lebih luas, kita perlu menjadikan sosial media sebagai sarana dakwah." Begitu papar salah satu staf publikasi RG-UG SMUSIM selaku penyelenggara seminar tersebut.

gambar 2 : Al-Ustadz
"Dakwah tidak harus selalu di atas mimbar. Ada tiga macam bentuk dakwah yang dilakukan rasulullah yaitu dakwah bil lisan (dengan ucapan), dakwah bil haal (dengan perbuatan), dan dakwah bil kitabah (dengan tulisan)." Pengantar dari Al-Ustadz dalam seminar tersebut.

"Tulisan itu salah satu wujud yang abadi. Kita bisa mengenal A. Hassan, Ibnu Hajar, bahkan Imam Bukhori tanpa perlu bertemu dengan mereka. Namun, dengan melesatnya perkembangan teknologi internet di zaman ini berhasil menggeser perlahan-lahan media cetak. Maka dengan mengandalkan internet sebagai sarana dakwah, kita dapat meraih peluang lebih tinggi dalam berdakwah," lanjutnya.

"Ada tiga aktor dalam media sosial : Buzzer, influencer, dan followers."


gambar 2 : Polarisme Masyarakat Digital


"Untuk berdakwah dengan sarana sosial media, kita perlu menjadi Buzzer atau minimal Influencer." Begitu tutupnya.

Sebuah pertanyaan yang sangat mewakili muncul dari salah satu mustami' bernama Deni Herdiansyah,

"Bagaimana cara mengatasi netizen yang bosan atau malas membaca? bagaimana dakwah bisa sampai pada mereka?"

"Ikhtiar itu tidak boleh berhenti. Sampai tidaknya dakwah seseorang adalah urusan Sang Maha pembolak-balik hati. Bagaimana agar pembaca atau penonton dakwah kita tidak jenuh? Tentu itu adalah tantangan bagi kita. sejauh mana jiwa kreatifitas kita dapat membuat seseorang betah pada konten yang kita bawa atau angkat." Begitu jawaban dari reporter majalah Ar-Risalah tersebut.





0 Comments:

Posting Komentar

Ketua Umum Ikatan Pelajar Persis, Jelaskan Tiga Kesadaran Pelajar

Ketua umum Ikatan Pelajar Persis, Ferdiansyah berbicara terkait kesadaran pelajar Persis yang harus ditanamkan pada Pelajar Persis sejak jen...

Demi Menjangkau Lahan Dakwah Lebih Luas, SMUSIM Adakan Seminar Bertemakan "Sosial Media Sebagai Sarana Dakwah bil Kitabah"