Oleh rayarana:))
Pada awal abad ke-20 pedagang yang berkumpul di bandung mengadakan kumpulan-kumpulan kecil. Meskipun tempatnya di Bandung, akan tetapi pedagang yang berkumpul di gang Pakgede itu bukan hanya berasal dari bandung saja, contohnya pedagang dari Padang, Sumatra yang berdagang di Bandung itu ikut berperan penting dalam kumpulan tersebut.
Kumpulan-kumpulan kecil yang di gang Pakgede itu awalnya hanya membahas tentang masalah keseharian mereka. Akan tetapi semakin lama, semakin dewasa maka pola pikir para pedagang itupun semakin meningkat. Yang akhirnya kumpulan-kumpulan itu menjadi sebuah study club yang membahas tenatng persoalan-persoalan agama Islam yang ada di Indonesia ini. Mereka membaca Islam yang ada di Indonesia ini telah keluar jalur dari Al-Quran dan As-Sunnah. Mereka berdiskusi tentang Islam yang hasil bacaan dari majalah Al-Munir yang terbit dari Padang, majalah al-manar yang terbit dari Mesir, hingga perosalan-persoalan organisasi-organisasi Islam yang sudah lahir pada saat itu (Sarikat Islam, Al-Irsyad).
Para pedagang itu semakin lama mengkaji tentang Islam, semakin mengerti hakikat Islam, semakit lembut hati mereka. Perkumpulan para pedagang itu menilai bahwa kaum muslimin Indonesia yang taqlid, jumud, tarekat, khurafat, takhayul, bid’ah, dan syirik itu keluar dari jalur Quran Sunnah. Sehingga mereka membuat cita-cita bersama, “kembali kepada Al-Quran dan As-Sunnah”.
Persatuan Islam lahir dari kajian-kajian kecil yang membahas tentang ilmu agama. Ini menandakan bahwa Persatuan Islam sangat lekat dengan yamg namanya belajar. Perubahan tercipta oleh sekumpulan orang minoritas yang tak nyaman akan lingkungannya ketika keluar dari jalur quran sunnah. Perubahan itu tak bisa dilakukan oleh hanya orang satu orang saja akan tetapi harus adanya sebuah wadah yang mempersatukan berbagai kepala hingga membuat sebuah cita-cita bersama.
Salah satu ciri khas Persis adalah berlajar. Maka persispun berjihad diIndonesia dengan fokus jihad dalam bidang dakwah dan pendidikan. Salah satu ikhtiar Persis dalam berjihad adalah membuat dan mengelola pesantren-pesantren. yang unik dari pesantren persis bukan hanya Pesantren Persis ini diberi nama sesuai dengan nomor berdirinya pesantren tersebut, tetapi pesantren persis ini hadir dengan kurikulum sendiri, persis menyesuaikan kebutuhan para pelajar persis tersebut. Inilah yang membuat kenapa persis berdebda dengan yang lain.
Pelajar persis adalah pelajar dengan peran ormas yang di dalamnya baik dari segi kelembagaan, konsep pendidikan, pola kaderisasi, atau kurikulum. Pelajar persis mempunyai ciri khas yang membedakan dirinya dengan pelajar yang lain, contoh: dalam segi khazanah intelektual, pelajar persis diberi ruang untuk berdialog membahas keilmuan dengan para ustad ulama yang membahas tentang keilmuan. Dalam segi sosial, pelajar persis belajar dari MTs atau SMP yang dikenalkan dengan nama organisasi pelajar Rijalul Ghad bagi pelajar persis putra dan Ummahatul Ghad bagi pelajar persis putri. Setelah tamat Mts atau SMP, pelajar persisi meneruskan jenjang formalnya di MA atau SMA yang didalam nya juga sama terdapat organisasi internal pelajar yaitu, Rijalul Ghad dan Ummahatul Ghad, akan tetapi pada jenjang MA atau SMA ini problematika dan pola pokir mereka sudah berbeda. Untuk eksternalnya, pelajar persis berkumpul di salah satu otonom Persis yang diberi nama IPP (Ikatan Pelajar Persis) dan IPPI (Ikatan Pelajar Persis Putri). setelah selesai pendidikan formal di MA atau SMA, dilanjukan dengan masuk salah satu otonom Persis yang lainnya. Jika melanjutkan keperguruan tinggi maka ada otonom Persis HIMA (Himpunan Mahasiswa Persatuan Islam), dan jika yang fokus untuk membangun kampungnya maka ada otonom persis yang lainnya, Pemuda Persis.
Ini menandakan bahwa Pelajar Persis adalah pejuang masa depan. Masa depan yang dapat mengembalikan kembali kemurnian agama Islam, yang dimana masyarakat beribadah, bermuamalah sesuai denga Al-Quran dan As-Sunnah. Agar mendapatkan masa depan yang gemilang, ada tiga unsur yang dapat membentuk kepribadian pelajar persis yang harus diintegritaskan, yaitu ilmu, iman, dan amal.
1. Iman
Pengertian Iman menurut Ahlus Sunnah wal Jama'ah adalah ; ikrar dalam hati, diucapkan dengan lisan dan diamalkan dengan anggota badan.
Abdullah bin Dinar berkisah tentang perjalanannya bersama Khalifah Umar bin Khattab. Beliau mengatakan, “Saya bersama Umar bin Khattab r.a. pergi ke Makkah dan beristirahat di suatu tempat. Lalu terlihatlah anak gembala dengan membawa banyak gembalaannya turun dari gunung dan berjumpa dengan kami. Umar bin Khattab berkata, “Hai penggembala, juallah seekor kambingmu itu kepadaku!”>
Anak kecil penggembala itu menjawab, “Aku bukan pemilik kambing ini, aku hanya seorang budaknya.” Umar menguji anak itu, “Katakanlah kepada tuanmu bahwa salah seekor kambingnya dimakan srigala.” Anak itu termenung lalu menatap wajah Umar, dan berkata, “Maka di manakah Allah?” >
Mendengar kata-kata yang terlontar dari nak kecil ini, menangislah Umar. Kemudian beliau mengajak budak itu kepada tuannya kemudian memerdekakannya. Beliau berkata pada anak itu, “Kalimat yang telah engkau ucapkan tadi telah membebeaskanmu di dunia ini, aku harap kalimat-kalimat tersebut juga akan membebaskanmu kelak di akhirat.”
Ini yang membedakan antara orang Muslim dengan yang lain. Allah memberikan hidayatul aqli kepada seluruh manusia, yang membedakan manusia dengan binatang saja. Akan tetapi ada yang lebih dari hidayatul aqli ini, yaitu hidayatud diin. Hidayah Allah yang hanya diberikan kepada orang-orang yang beriman saja. Ini mereupakan mnjadi sesuatu yang sangat istimewa.Dalam pergerakan pelajar persis, setiap langkah yang dilangkahkan untuk berjihad itu adalah karna allah, serta percayalah bahwa Allah membersamainya. Dengan hal itu setiap pergerakan yang pelajar persis lakukan, maka setiap langkahnya itu berniali ibadah.
2. Ilmu
Dalam kamus Mu‘jam al-Wasith, Ilmu berasal dari bahasa Arab Al-Ilmu yang berarti mengetahui hakekat sesuatu dengan sebenar-benarnya. Hujjatul Islam, imam Al-Bukhari mendefinisikan bahwa Ilmu adalah pengetahuan akan sesuatu sebagaimana adanya. Maksudnya ilmu adalah pengakuan, merupakan keadaan pikiran-yaitu, suatu kondisi dimana sebuah objek tidak lagi asing bagi seseorang sejak objek itu diakui oleh pikiran seseorang. Yang membedakan manusia dengan binatang adalah hidayaul aqli, yaitu manusia diberikan akal pikiran yang membedakan dengan binanatang yang hanya diberikan hidayatul wijdan (naluri) dan hidayatul (panca indra).
Allah SWT memberikan keutamaan bagi orang yang berilmu. Pertama, mengangkat derajat orang-orang yang diberikan ilmu di atas orang beriman bertingkat-tingkat. Sesuai dengan firman-Nya
فَانْشُزُوا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
“Allah mengangkat derajat orang-orang beriman di antara kalian dan orang-orang yang diberikan Ilmu. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kalian lakukan.” (QS. Al Mujadillah (58): 11)
Bukan hanya derajat dimata Allah, dimata sesama manusiapun orang yang berilmu akan detinggikan derajatnya. Ketika seseorang kesulitan dalam suatu masalah maka yang dia datangi bukanlah orang yang kaya harta, akan tetapi yang dia datangi itu adalah orang yang berilmu sebagai sumber rujukan mereka.
Kedua, Allah akan memudahkan jalan bagi dia menuju surga. Maka barangsiapa yang ingin mendapatkan kemudahan menuju surga, maka segeralah mempelajari ilmu agama. Dari sana, dapat mengetahui yang halal dan haram, memilah mana yang prioritas dan tidak, dan mengamalkan yang benar dan yang menjauhi yang salah. Sehingga, dengan izin Allah, Allah mudahkan jalan baginya menuju surga-Nya.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
من سلك طريقا يلتمس فيه علما سهل الله له به طريقا إلى الجنة
“Barangsiapa yang menempuh perjalanan untuk mencari ilmu maka akan Allah mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim No. 2699)[6]
Ali bin Abi Thailib pernah memberikan nasihat kepada Kumail bin Ziyad “Ilmu lebih baik dari harta.. Ilmu yang akan menjagamu.. Sementara harta, kamulah yang menjaganya”. ini menandakan bahwa ilmu adalah sesuatu yang sangat berharga, sehingga ilmu akan menjaganya. berbeda dengan harta, orang nyalah yang akan menjaga harta itu sendiri.
Ilmu inilah yang menjadi modal pergerakan pelajar Persis. Karena berilmu inilah menjadi pemutus matarantai ketaqlidan buta. Taqlid terlahir karena manusia enggan untuk membaca, berilmu, belajar serta terlalu fanatik kepada ‘nenek moyang’ mereka. Maka ilmulah yang akan mengubah persepsi manusia tersebut, karena telah terbuktikan sendiri.
3. Amal
Dalam KBBI, amal adalah yang yang dilakukan dengan tujuan untuk berbuat kebaikan terhadap masyarakat atau sesama manusia.
Setelah beriman dan berilmu, ilmu yang didaptkan itu diamalkan. Manusia adalah makhluk sosial, manusia tidak bisa hidup sendiri harus ada yang dinakaman kelompok atau organisasi. Maka lahirlah bahasa Amal Jama’i untuk mencapai cita-cita bersama. Al-‘amalul al-jamaa’i berarti bekerja sama berdasarkan kecepakatan dan bekerja bersama-sama sesuai tugas yang diberikan untuk memantapkan amal. Jadi, Al-‘amalul al-jamaa’i mendistribusikan amal (pekerjaan) kepada setiap anggota berdasarkan potensi yang dimilikinya untuk mencapai tujuan.
Pelajar persis adalah pelajar yang mengaksikan teori nya. Yang utama perlu diamalkan adalah perintah allah amar ma’ruf nahyi munkar. Ini menjadi sebuah tantangan sekaligus harapan pelajar persis.
Persatuan Islam bergerak salah satunya dengan jalan pendidikan. Salah satu upayanya adalah membuat serta mengelola pesantren. dalam pesantren persis, terdapat tiga pondasi yang membuat pesantren persis itu hidup, pertama adalah kelas. Kelas merupakan pendidikan kecerdasan (head), yang dimana pelajar persis akan menerima ilmu-ilmu yang diberikan oleh asatidzyang berada di pesantren itu. Disinilah pelajar persis salah satu tempat untuk mendapatkan ilmu-ilmu. Dikelas pula, ruang-ruang diskusi hadir untuk mempertajam keintelektualan serta kekeritisan.
Kedua, pondok atau asrama. Pondok atau asrama adalah konsep pendidikan Islam di Indonesia. Pondok atau asrama ini membangun pendidikan jiwa, pendidikan agama (heart). Di pondoklah akan terasa bagaimana bermasyarakat, contohnya ketika di masyarakat tetangga ada yang pelit bagaimana cara menghadapi permasalahan seperti ini. Sayangnya pondasi kedua ini mulai tidak semua pensantren persis tidak menghadirkan pondok atau asrama ini.
Ketiga, Rijalul Ghad dan Ummahatul Ghad. Organisasi internal pelajar persis ini sudah tidak asing. Rijalul Ghad dan Ummahatul Ghad ini berperan pendidikan keterampilan (hand), yang dimana di Rijalul Ghad dan Ummahatul Ghad inilah, pelajar persis mengasah keterampilan dan menjadi tempat amal hasil dari iman dan ilmu.
Tiga pondasi inilah menjadikan pesantren persis sebagai ujung tombak pertahanan indonesia. Pondok atau asrama yang berperan sebagai pendidikan jiwa, pendidikan agama yang mengasah heat dan iman. Kelas yang berperan sebagai pendidikan kecerdasan yang mengasah keintelektualan, head dan ilmu. Rijalul Ghad dan Ummahatul Ghad yang berperan sebagai pendidikan keterampilan yang mengasah hand dan menjadi salah satu wadah untuk mengamalkan iman dan ilmu bagi pelajar persis.
Jika tiga pondasi ini hadir dalam setiap jiwa pelajar persis, maka sudah tidak diragukan lagi pergerakan serta perjuangan yang dilakukan akan membuahkan hasil yang tentu pastinya mendapatkan ridho allah.
Mantap, teruskan!
BalasHapus